Kamis, 26 September 2013

tugas individual Bahasa Indonesia "profil diri"

27 Agustus 1995 pukul 6 ketika sang surya mulai keluar dari persembunyianya, tampak seorang laki-laki duduk cemas di ruang tunggu. Tiba-tiba seorang perempuan dengan memakai pakaian serba putih datang menghampiri pria tersebut dan mempersilakan masuk kedalam ruangan. Pria tersebut langsung berlari dan masuk kedalam ruangan tindakan, sesampainya didalam ruangan tiba-tiba pria tersebut menangis dan bersujud. “Terima kasih ya Allah”(ucapan pria itu saat sujud dalam tangisnya). Segera pria itu datang menghampiri seorang wanita yang terbaring lemas. “Kamu hebat, anak kita lahir dengan selamat dan cantik”(ucap pria itu). Wanita itu hanya tersenyum sambil menangis haru bahagia. “Kita namakan anak perempuan terakhir kita ini dengan nama ANGGUN AGUSTIN SOLEHA, semoga dengan nama itu anak kita akan menjadi wanita yang anggun dalam setiap kepribadian, sikap, tuturkata dan juga wanita yang soleha”.

Nama Anggun Agustin Soleha itulah yang hingga saat ini lekat dengan hidupku yang kini menginjak usia 18 tahun. Aku memiliki 2 orang saudara kandung laki-laki dan perempuan, kebetulan aku adalah anak yang terakhir dalam keluargaku. Kedua kakak-kakakku kini telah menikah semua. Sehingga kini aku hanya tinggal bertiga bersama kedua orang tuaku.  Aku berdarah campuran antara Jawa-Betawi, ayahku seorang perantau berasal dari Kota Malang Jawa Timur dan ibuku Betawi taman mini, dan di daerah taman mini lah aku menetap sekarang, tepatnya di Jl. Taman mini pintu II atas gg.Sawo Rt007 Rw 04 No.13 Kel. Lubang Buaya kec. Cipayung Jakarta Timur. Ayahku seorang pegawai swasta dan ibuku hanya seorang ibu rumah tangga, aku hidup dalam keluarga yang bahagia dan harmonis.

Semasa kecil aku bersekolah tanpa TK dan langsung menjejaki sekolah dasar di SDI Nurul Huda, mengapa aku dimasukkan kedalam sekolah islam ? itulah yang menjadi pertanyaanku dulu, setelah orangtuaku menjelaskan mengapa aku disekolahkan disekolah islam,mereka mengininkan agar aku mengerti ilmu agama lebih dalam dibanding kedua orangtua dan  kakak-kakakku, dan hasilnya sangat membantuku dalam kehidupanku sekarang. Tahun 2007 aku lulus SD, aku melanjutkan ke SMPN 272 Jakarta dan tahun 2010 aku lulus dan melanjutkan ke SMK PGRI 1 Jakarta mengambil jurusan Akuntansi yang sama sekali bukan keinginan dan kehendakku untuk measuk dalam jurusan itu, namun aku menjalani dengan ikhlas dan tamat pendidikan wajib 12 tahun pada tahun 2013 dan  kini tengah menjalani pendidikan tingkat strata 1 fakultas sastra  di Universitas Gunadarma pada awal semester. Mengapa aku memilih fakultas sastra ? itu yang menjadi pertanyaan banyak orang. Orang-orang disekitarku berfikir kalau mengambil jurusan sastra inggris adalah hal yang salah dan tidak berguna dimasa depan nanti, karena katanya lulusan sarjana masa depannya halanyalah menjadi orang pengajar/guru. Tapi aku tidak sependapat dengan mereka, justru dengan mengambil fakultas sastra aku dapat mengeksplorasi dan memperdalam lagi bahasa asing yang telah aku kuasai sehingga aku menjadi lebih mahir dibanding yang lain. Akan aku buktikan 3-4 tahun nanti, lulusan sarjana tidak hanya menjadi seorang staff pengajar tapi akan menjadi seorang diplomat yang menghasilkan materi yang cukup. Walaupun nanti akhirnya menjadi seorang staff pengajar, aku rasa itu bukan hal yang buruk, justru ilmu yang kita dapat menjadi sangat bermanfaat bagi orang lain dan itu pekerjaan yang mulia. Aku cukup bangga menjalani pendidikan di Universitas Gunadarma yang cukup ternama di Indonesia, bukan hanya fasilitas dan bangunanya saja yang bagus, namun system pembelajaranya bagus.



Cita-cita terbesarku adalah memberangkatkan kedua orang tuaku naik pesawat terbang menuju Saudi Arabia melihat kebesaran Allah Swt untuk umroh dan haji dengan hasil keringat dan kerja keras ku sendiri. itulah cita-cita utamaku setidaknya untuk membalas sebutir pengorbanan kedua orangtua sedari aku bayi. Cita-cita keduaku adalah mengunjungi kota mesir untuk melihat fosil fir’aun dan menikah di Yunani. Untuk mewujudkan hal itu semua bukan hal yang mudah, kuliah dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan IPK minimal 3,5 itu merupakan hal yang wajib untukku. Aku memiliki kegemaran menari, cita-cita masa kecilku adalah menjadi seorang dancer, namun kedua orang tuaku tidak memberikan izin untuk hal itu, tidur juga menjadi salah satu kegemaranku, aku betah untuk berlama-lama didalam kamar untuk tidur seharian, karena menurutku tidur itu adalah hal yang menyenangkan selain untuk membunuh kejenuhan, tidur juga bermanfaat untuk kecantikan.

Berbicara tentang kecantikan, aku memiliki pengalaman yang cukup kurang baik, pada saat hari raya idul fitri tahun lalu aku mengalami kecelakaan motor tunggal di daerah halim, akibat dari kecelakaan tersebut banyak luka yang au dapati di kaki maupun di tangan yang hingga saat ini bekasnya masih ada pada kulitku. Akibat kecelakaan itu juga, aku tidak bisa keluar rumah selama hampir satu bulan karena luka yang kudapati saat kecelakaan semakin parah karena terkena bakteri air laut, itu membuatku cukup tersiksa dan menjadi salah pengalaman yang sangat buruk. Dibalik pengalaman buruk, aku juga memiliki pengalaman indah, pengalaman itu adalah saat aku merasakan nikmatnya hidup dimana dikelilingi oleh orang-orang yang ku sayangi dan sayang padaku,mereka adalah keluarga, para sahabat, dan teman-teman baru di universitas yang begitu luar biasa

Pandangan Hidup
Hidup adalah sebuah anugerah yang diberikan oleh tuhan dengan amat indah, kita sebagai manusia selayaknya mengisi kehidupan dengan hal-hal positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Membuat hidup jadi lebih bermanfaat untuk orang lain, dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyusahkan orang lain. Hidup itu pilihan, ada baik dan ada buruk, baiknya adalah bersyukur kepada tuhan atas apa yang kita dapatkan semasa hidup dan buruknya adalah tidak mau berterima kasih kepada tuhan sehingga hidup kita selalu diberikan kesengsaraan tanpa adanya keindahan

Selasa, 10 September 2013

Sang pahlawan

Melihat perjuangan orang tua untuk membuatku menjadi orang besar sungguh membuatku terenyuh. Ayah, rela bekerja banting tulang dari pagi hingga malam merasakan teriknya sang surya dan dinginya udara malam. Tak memperdulikan seberapa rasa itu dibanding keinginanya untuk melihatku sukses dimasa depan. Mamah, rela merasakan susahnya bangun lebih pagi dari orang-orang lain untuk memasak dan berjualan nasi uduk demi membantu perekonomian keluarga. Melihat itu semua menjadi sebuah pukulan dan motivasiku untuk serius kuliah dan manatap masa depan yang cerah. Setidaknya bila nantiku sukses, aku bisa membalas sedikit dari beribu-ribu pengorbanan dan perjuangan orang tuaku untuk membesarkan, merawat, dan menyekolahkanku. Sesungguhnya ucapan terima kasih dan harta yg banyak yg kita berikan kepada orang tua tidak akan pernah cukup untuk membalas semua perjuangan mereka untuk kehidupan kita. Terima kasih ayah, terima kasih mamah cinta kalian yang begitu besar kepadaku . I love you mom, dad <3

Sabtu, 07 September 2013

anak zaman sekarang

anak zaman sekarang tak lagi mengenal permainan congklak ataupun ketapel lagi. yang mereka kenal sekarang ini hanyalah gadget yang canggih yang terdapat game virtual. Begitu banyak macamnya gadget dan game firtual sekarang, banyak membuat anak-anak malah belajar dan kurang berekspresi dikarenakan kemudahan yang didapat sekarang ini