27 Agustus 1995 pukul 6 ketika sang surya mulai
keluar dari persembunyianya, tampak seorang laki-laki duduk cemas di ruang
tunggu. Tiba-tiba seorang perempuan dengan memakai pakaian serba putih datang
menghampiri pria tersebut dan mempersilakan masuk kedalam ruangan. Pria
tersebut langsung berlari dan masuk kedalam ruangan tindakan, sesampainya
didalam ruangan tiba-tiba pria tersebut menangis dan bersujud. “Terima kasih ya
Allah”(ucapan pria itu saat sujud dalam tangisnya). Segera pria itu datang
menghampiri seorang wanita yang terbaring lemas. “Kamu hebat, anak kita lahir
dengan selamat dan cantik”(ucap pria itu). Wanita itu hanya tersenyum sambil
menangis haru bahagia. “Kita namakan anak perempuan terakhir kita ini dengan
nama ANGGUN AGUSTIN SOLEHA, semoga dengan nama itu anak kita akan menjadi
wanita yang anggun dalam setiap kepribadian, sikap, tuturkata dan juga wanita
yang soleha”.
Nama Anggun Agustin Soleha itulah yang hingga saat
ini lekat dengan hidupku yang kini menginjak usia 18 tahun. Aku memiliki 2
orang saudara kandung laki-laki dan perempuan, kebetulan aku adalah anak yang
terakhir dalam keluargaku. Kedua kakak-kakakku kini telah menikah semua. Sehingga
kini aku hanya tinggal bertiga bersama kedua orang tuaku. Aku berdarah campuran antara Jawa-Betawi,
ayahku seorang perantau berasal dari Kota Malang Jawa Timur dan ibuku Betawi
taman mini, dan di daerah taman mini lah aku menetap sekarang, tepatnya di Jl.
Taman mini pintu II atas gg.Sawo Rt007 Rw 04 No.13 Kel. Lubang Buaya kec.
Cipayung Jakarta Timur. Ayahku seorang pegawai swasta dan ibuku hanya seorang
ibu rumah tangga, aku hidup dalam keluarga yang bahagia dan harmonis.
Semasa kecil aku bersekolah tanpa TK dan langsung
menjejaki sekolah dasar di SDI Nurul Huda, mengapa aku dimasukkan kedalam
sekolah islam ? itulah yang menjadi pertanyaanku dulu, setelah orangtuaku
menjelaskan mengapa aku disekolahkan disekolah islam,mereka mengininkan agar
aku mengerti ilmu agama lebih dalam dibanding kedua orangtua dan kakak-kakakku, dan hasilnya sangat membantuku
dalam kehidupanku sekarang. Tahun 2007 aku lulus SD, aku melanjutkan ke SMPN
272 Jakarta dan tahun 2010 aku lulus dan melanjutkan ke SMK PGRI 1 Jakarta mengambil
jurusan Akuntansi yang sama sekali bukan keinginan dan kehendakku untuk measuk
dalam jurusan itu, namun aku menjalani dengan ikhlas dan tamat pendidikan wajib
12 tahun pada tahun 2013 dan kini tengah
menjalani pendidikan tingkat strata 1 fakultas sastra di Universitas Gunadarma pada awal semester.
Mengapa aku memilih fakultas sastra ? itu yang menjadi pertanyaan banyak orang.
Orang-orang disekitarku berfikir kalau mengambil jurusan sastra inggris adalah
hal yang salah dan tidak berguna dimasa depan nanti, karena katanya lulusan
sarjana masa depannya halanyalah menjadi orang pengajar/guru. Tapi aku tidak
sependapat dengan mereka, justru dengan mengambil fakultas sastra aku dapat
mengeksplorasi dan memperdalam lagi bahasa asing yang telah aku kuasai sehingga
aku menjadi lebih mahir dibanding yang lain. Akan aku buktikan 3-4 tahun nanti,
lulusan sarjana tidak hanya menjadi seorang staff pengajar tapi akan menjadi
seorang diplomat yang menghasilkan materi yang cukup. Walaupun nanti akhirnya
menjadi seorang staff pengajar, aku rasa itu bukan hal yang buruk, justru ilmu
yang kita dapat menjadi sangat bermanfaat bagi orang lain dan itu pekerjaan
yang mulia. Aku cukup bangga menjalani pendidikan di Universitas Gunadarma yang
cukup ternama di Indonesia, bukan hanya fasilitas dan bangunanya saja yang
bagus, namun system pembelajaranya bagus.
Cita-cita terbesarku adalah memberangkatkan kedua
orang tuaku naik pesawat terbang menuju Saudi Arabia melihat kebesaran Allah
Swt untuk umroh dan haji dengan hasil keringat dan kerja keras ku sendiri. itulah
cita-cita utamaku setidaknya untuk membalas sebutir pengorbanan kedua orangtua
sedari aku bayi. Cita-cita keduaku adalah mengunjungi kota mesir untuk melihat
fosil fir’aun dan menikah di Yunani. Untuk mewujudkan hal itu semua bukan hal
yang mudah, kuliah dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan IPK minimal 3,5 itu
merupakan hal yang wajib untukku. Aku memiliki kegemaran menari, cita-cita masa
kecilku adalah menjadi seorang dancer, namun kedua orang tuaku tidak memberikan
izin untuk hal itu, tidur juga menjadi salah satu kegemaranku, aku betah untuk
berlama-lama didalam kamar untuk tidur seharian, karena menurutku tidur itu
adalah hal yang menyenangkan selain untuk membunuh kejenuhan, tidur juga bermanfaat
untuk kecantikan.
Berbicara tentang kecantikan, aku memiliki
pengalaman yang cukup kurang baik, pada saat hari raya idul fitri tahun lalu
aku mengalami kecelakaan motor tunggal di daerah halim, akibat dari kecelakaan
tersebut banyak luka yang au dapati di kaki maupun di tangan yang hingga saat
ini bekasnya masih ada pada kulitku. Akibat kecelakaan itu juga, aku tidak bisa
keluar rumah selama hampir satu bulan karena luka yang kudapati saat kecelakaan
semakin parah karena terkena bakteri air laut, itu membuatku cukup tersiksa dan
menjadi salah pengalaman yang sangat buruk. Dibalik pengalaman buruk, aku juga
memiliki pengalaman indah, pengalaman itu adalah saat aku merasakan nikmatnya
hidup dimana dikelilingi oleh orang-orang yang ku sayangi dan sayang padaku,mereka
adalah keluarga, para sahabat, dan teman-teman baru di universitas yang begitu
luar biasa
Pandangan Hidup
Hidup adalah sebuah anugerah yang diberikan oleh
tuhan dengan amat indah, kita sebagai manusia selayaknya mengisi kehidupan dengan
hal-hal positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Membuat hidup jadi lebih
bermanfaat untuk orang lain, dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak
menyusahkan orang lain. Hidup itu pilihan, ada baik dan ada buruk, baiknya
adalah bersyukur kepada tuhan atas apa yang kita dapatkan semasa hidup dan
buruknya adalah tidak mau berterima kasih kepada tuhan sehingga hidup kita
selalu diberikan kesengsaraan tanpa adanya keindahan